Translate

Sabtu, 24 November 2012

cry in one piece




Salah Satu Benda Pusaka milik Rikudo Sennin

                  kokinjo.jpg

. Nama
- Kanji: 幌金縄
- Romaji: Kokinjo
- Arti: Tali Emas Langit

. Debut
- Manga: Chapter # 525
- Muncul baru dalam Manga

. Data
Pengguna:
- Rikudo Sennin
- Ginkaku
- Kinkaku

Kokinjo (幌金縄; Secara harfiah
berarti "Tali Emas Langit") adalah
tali tebal yg panjang. Dengan
mengatakan perintah berupa
kalimat "Ikat dan Tarik" ( 金角大
王, Shibaridase) ia mampu
menarik keluar roh kata (言霊,
kotodama) dari siapa saja yg
telah kontak dgn tali ini, dgn ini
memungkinkan roh kata untuk
dipotong oleh Shichiseiken.
Kokinjo tidak akan menarik
keluar roh kata penggunanya.
Senjata ini menghasilkan aura
yang dapat mengambil bentuk
tali tambahan, memberikannya
jangkauan yang lebih besar.
Kokinjo dihormati sebagai salah
satu senjata dari Rikudo Sennin.
Kelima senjatanya
mengkonsumsi chakra yg sangat
besar, saling banyaknya manusia
biasa akan langsung tewas
hanya dgn menggunakan sesaat.
Ketika senjata ini kemudian
menjadi milik Kumogakure,
hanya kin gin kyodai yg memiliki
chakra besar yg mampu
menggunakannya. Bila tidak
digunakan, Ginkaku
menggunakan Kokinjo untuk
mengikat Benihisago di sekitar
lehernya untuk bergerak lebih
mudah. Dalam pertarungan,
Kinkaku mengikatkan tali ini di
tangannya untuk membuatnya
lebih mudah di kenakan pada
target.
Namun sekarang Kokinjo disegel
dalam Kohaku no Johei bersama
dengan Kinkaku.

. Trivia:

- Kokinjo didasarkan pada
senjata dari cerita cina klasik
"Perjalanan ke Barat". Dalam
cerita ini, ada dua raja iblis
bersaudara, yang dikenal
sebagai Raja Besar Kinkaku (金
角大王, Kinkaku-Daio) dan Raja
Besar Ginkaku (銀角大王,
Ginkaku-Daio). Mereka memiliki
lima senjata berharga, dan salah
satunya disebut Tali Emas Langit
( 幌金縄, Kokinjo).

Rabu, 07 November 2012

bloody mary& terjemahannya



Bloody mary;
 Once upon a time,there was maiden lived deep in the forest in a tiny cottage she sold herbal remedies for a living. folks living in the town nearby called her Bloody Mary, and said she was a witch. None dared cross the old crone for fear that their cows would go dry, their food-stores rot away before winter, their children take sick of fever, or any number of terrible things that an angry witch could do to her neighbors.
Then the little girls in the village began to disappear, one by one. No one could find out where they had gone. Grief-stricken families searched the woods, the local buildings, and all the houses and barns, but there was no sign of the missing girls. A few brave souls even went to Bloody Mary's home in the woods to see if the witch had taken the girls, but she denied any knowledge of the disappearances. Still, it was noted that her haggard appearance had changed. She looked younger, more attractive. The neighbors were suspicious, but they could find no proof that the witch had taken their young ones.
Then came the night when the daughter of the miller rose from her bed and walked outside, following an enchanted sound no one else could hear. The miller's wife had a toothache and was sitting up in the kitchen treating the tooth with an herbal remedy when her daughter left the house. She screamed for her husband and followed the girl out of the door. The miller came running in his nightshirt. Together, they tried to restrain the girl, but she kept breaking away from them and heading out of town.
The desperate cries of the miller and his wife woke the neighbors. They came to assist the frantic couple. Suddenly, a sharp-eyed farmer gave a shout and pointed towards a strange light at the edge of the woods. A few townsmen followed him out into the field and saw Bloody Mary standing beside a large oak tree, holding a magic wand that was pointed towards the miller's house. She was glowing with an unearthly light as she set her evil spell upon the miller's daughter.
The townsmen grabbed their guns and their pitchforks and ran toward the witch. When she heard the commotion, Bloody Mary broke off her spell and fled back into the woods. The far-sighted farmer had loaded his gun with silver bullets in case the witch ever came after his daughter. Now he took aim and shot at her. The bullet hit Bloody Mary in the hip and she fell to the ground. The angry townsmen leapt upon her and carried her back into the field, where they built a huge bonfire and burned her at the stake.
As she burned, Bloody Mary screamed a curse at the villagers. If anyone mentioned her name aloud before a mirror, she would send her spirit to revenge herself upon them for her terrible death. When she was dead, the villagers went to the house in the wood and found the unmarked graves of the little girls the evil witch had murdered. She had used their blood to make her young again.
From that day to this, anyone foolish enough to chant Bloody Mary's name three times before a darkened mirror will summon the vengeful spirit of the witch. It is said that she will tear their bodies to pieces and rip their souls from their mutilated bodies. The souls of these unfortunate ones will burn in torment as Bloody Mary once was burned, and they will be trapped forever in the mirror.

terjemahannya


Sekali waktu, ada gadis tinggal jauh di dalam hutan di sebuah pondok kecil dia menjual obat herbal untuk hidup. orang yang tinggal di kota di dekatnya memanggilnya Bloody Mary, dan mengatakan ia penyihir. Tak ada yang berani menyeberangi pondoknya  karena takut sapi mereka akan kering, makanan mereka-toko membusuk sebelum musim dingin, anak-anak mereka mengambil sakit demam, atau sejumlah hal yang mengerikan bahwa penyihir marah bisa lakukan untuk tetangganya.
Kemudian gadis kecil di desa mulai menghilang, satu per satu. Tidak ada yang bisa mencari tahu di mana mereka pergi. Berduka keluarga mencari hutan, bangunan lokal, dan semua rumah dan lumbung, tapi tidak ada tanda-tanda gadis-gadis yang hilang. Sebuah jiwa berani Beberapa bahkan pergi ke rumah Bloody Mary di hutan untuk melihat apakah penyihir itu telah mengambil gadis-gadis, tapi ia menyangkal pengetahuan tentang penghilangan. Namun, perlu dicatat bahwa penampilan tubuhnya telah berubah. Dia tampak lebih muda, lebih menarik. Para tetangga curiga, tetapi mereka tidak dapat menemukan bukti bahwa penyihir itu telah mengambil anak-anak mereka.
Kemudian datang malam ketika putri miller bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan di luar, menyusul suara terpesona tidak ada orang lain bisa mendengar. Istri tukang giling memiliki sakit gigi dan sedang duduk di dapur mengobati gigi dengan obat herbal saat putrinya meninggalkan rumah. Dia menjerit untuk suaminya dan mengikuti gadis itu keluar dari pintu. The miller datang berjalan di baju tidurnya. Bersama-sama, mereka mencoba menahan gadis itu, tapi ia terus melepaskan diri dari mereka dan menuju luar kota.
Para teriakan putus asa dari miller dan istrinya membangunkan tetangga. Mereka datang untuk membantu pasangan panik. Tiba-tiba, seorang petani yang tajam bermata memberikan berteriak dan menunjuk ke arah cahaya aneh di tepi hutan. Sebuah warga kota Beberapa mengikutinya keluar ke lapangan dan melihat Bloody Mary berdiri di samping pohon ek besar, memegang tongkat ajaib yang menunjuk ke arah rumah tukang giling. Dia bersinar dengan cahaya yang wajar sambil menaruh mantra jahat pada putri tukang giling.
Para warga kota meraih senjata mereka dan garpu rumput mereka dan berlari menuju penyihir. Ketika ia mendengar keributan, Bloody Mary mematahkan mantra dan lari kembali ke hutan. Para petani berpandangan jauh telah dimuat senjatanya dengan peluru perak dalam kasus penyihir pernah datang setelah putrinya. Sekarang ia membidik dan menembak dirinya. Peluru menghantam Bloody Mary di pinggul dan dia jatuh ke tanah. Para warga kota yang marah melompat pada dirinya dan membawanya kembali ke lapangan, di mana mereka membangun api unggun besar dan membakarnya di tiang.
Ketika ia terbakar, Bloody Mary berteriak kutukan di desa. Jika ada yang menyebutkan namanya dengan suara keras di depan cermin, dia akan mengirim jiwanya untuk membalas dendam sendiri kepada mereka atas kematian mengerikan itu. Ketika dia sudah mati, penduduk desa pergi ke rumah di hutan dan menemukan kuburan tanpa tanda dari gadis kecil penyihir jahat telah membunuh. Dia telah menggunakan darah mereka untuk membuat anak-anaknya lagi.
Dari hari ini untuk ini, siapa pun cukup bodoh untuk nama bini Bloody Mary tiga kali sebelum cermin gelap akan memanggil roh pendendam penyihir. Dikatakan bahwa ia akan merobek tubuh mereka berkeping-keping dan merobek jiwa mereka dari tubuh termutilasi mereka. Jiwa-jiwa dari anak-anak malang akan terbakar dalam siksaan sebagai Bloody Mary pernah dibakar, dan mereka akan terjebak selamanya di cermin

Kamis, 01 November 2012

kisah suta soma



Cerita tentang kisah sutasoma
Calon Buddha (Bodhisattva) dilahirkan kembali sebagai Sutasoma, putra Raja Hastinapura, prabu Mahaketu. Setelah dewasa Sutasoma sangat rajin beribadah, cinta akan agama Buddha. Ia tidak senang akan dinikahkan dan dinobatkan menjadi raja. Maka pada suatu malam, sang Sutasoma melarikan diri dari negara Hastina.
Maka setelah kepergian sang pangeran diketahui, timbullah huru-hara di istana, sang raja beserta sang permaisuri sangat sedih, lalu dihibur oleh orang banyak.
Setibanya di hutan, sang pangeran bersembahyang dalam sebuah kuil. Maka datanglah dewi Widyukarali yang bersabda bahwa sembahyang sang pangeran telah diterima dan dikabulkan. Kemudian sang pangeran mendaki pegunungan Himalaya diantarkan oleh beberapa orang pendeta. Sesampainya di sebuah pertapaan, maka sang pangeran mendengarkan riwayat cerita seorang raja, reinkarnasi seorang raksasa yang senang makan manusia.
Alkisah adalah seorang raja bernama Purusada atau Kalmasapada. Syahdan pada suatu waktu daging persediaan santapan sang prabu, hilang habis dimakan anjing dan babi. Lalu si juru masak bingung dan tergesa-gesa mencari daging pengganti, tetapi tidak dapat. Lalu ia pergi ke sebuah pekuburan dan memotong paha seorang mayat dan menyajikannya kepada sang raja. Sang raja sungguh senang karena merasa sangat sedap masakannya, karena beliau memang reinkarnasi raksasa. Kemudian beliau bertanya kepada sang juru masak, tadi daging apa. Karena si juru masak diancam, maka iapun mengaku bahwa tadi itu adalah daging manusia. Semenjak saat itu beliaupun gemar makan daging manusia. Rakyatnyapun sudah habis semua; baik dimakan maupun melarikan diri. Lalu sang raja mendapat luka di kakinya yang tak bisa sembuh lagi dan iapun menjadi raksasa dan tinggal di hutan.
Sang raja memiliki kaul akan mempersembahkan 100 raja kepada batara Kala jika beliau bisa sembuh dari penyakitnya ini.
Sang Sutasoma diminta oleh para pendeta untuk membunuh raja ini tetapi ia tidak mau, sampai-sampai dewi Pretiwi keluar dan memohonnya. Tetapi tetap saja ia tidak mau, ingin bertapa saja.
Maka berjalanlah ia lagi. Di tengah jalan syahdan ia berjumpa dengan seorang raksasa ganas berkepala gajah yang memangsa manusia. Sang Sutasoma hendak dijadikan mangsanya. Tetapi ia melawan dan si raksasa terjatuh di tanah, tertimpa Sutasoma. Terasa seakan-akan tertimpa gunung. Si raksasa menyerah dan ia mendapat khotbah dari Sutasoma tentang agama Buddha bahwa orang tidak boleh membunuh sesama makhluk hidup. Lalu si raksasa menjadi muridnya.
Lalu sang pangeran berjalan lagi dan bertemu dengan seekor naga. Naga ini lalu dikalahkannya dan menjadi muridnya pula.
Maka akhirnya sang pangeran menjumpai seekor harimau betina yang lapar. Harimau ini memangsa anaknya sendiri. Tetapi hal ini dicegah oleh sang Sutasoma dan diberinya alasan-alasan. Tetapi sang harimau tetap saja bersikeras. Akhirnya Sutasoma menawarkan dirinya saja untuk dimakan. Lalu iapun diterkamnya dan dihisap darahnya. Sungguh segar dan nikmat rasanya. Tetapi setelah itu si harimau betina sadar akan perbuatan buruknya dan iapun menangis, menyesal. Lalu datanglah batara Indra dan Sutasoma dihidupkan lagi. Lalu harimaupun menjadi pengikutnya pula. Maka berjalanlah mereka lagi.
Hatta tatkala itu, sedang berperanglah sang Kalmasapada melawan raja Dasabahu, masih sepupu Sutasoma. Secara tidak sengaja ia menjumpai Sutasoma dan diajaknya pulang, ia akan dikawinkan dengan anaknya. Lalu iapun berkawinlah dan pulang ke Hastina. Ia mempunyai anak dan dinobatkan menjadi prabu Sutasoma.
Maka diceritakanlah lagi sang Purusada. Ia sudah mengumpulkan 100 raja untuk dipersembahkan kepada batara Kala, tetapi batara Kala tidak mau memakan mereka. Ia ingin menyantap prabu Sutasoma. Lalu Purusada memeranginya dan karena Sutasoma tidak melawan, maka beliau berhasil ditangkap.
Setelah itu beliau dipersembahkan kepada batara Kala. Sutasoma bersedia dimakan asal ke 100 raja itu semua dilepaskan. Purusada menjadi terharu mendengarkannya dan iapun bertobat. Semua raja dilepaskan.
Petikan dari kakawin ini
Di bawah ini diberikan beberapa contoh petikan dari kakawin ini bersama dengan terjemahannya. Yang diberikan contohnya adalah manggala, penutup dan sebuah petikan penting.
Manggala
Pada Kakawin Sutasoma terdapat sebuah manggala. Manggala ini memuja Sri Bajrajñana yang merupakan intisari kasunyatan.Jika beliau menampakkan dirinya, maka hal ini keluar dalam samadi sang Boddhacitta dan bersemayam di dalam benak. Lalu beberapa yuga disebut di mana Brahma, Wisnu dan Siwa melindungi. Maka sekarang datanglah Kaliyuga di mana sang Buddha datang ke dunia untuk membinasakan kekuasaan jahat.
Manggala
Terjemahan
1 a. Çrî Bajrajñâna çûnyâtmaka parama sirânindya ring rat wiçes.a
1 a. Sri Bajrajñana, manifestasi sempurna Kasunyatan adalah yang utama di dunia.
1 b. lîlâ çuddha pratis.t.hêng hredaya jaya-jayângken mahâswargaloka
1 b. Nikmat dan murni teguh di hati, menguasai semuanya bagai kahyangan agung.
1 c. ekacchattrêng çarîrânghuripi sahananing bhur bhuwah swah prakîrn.a
1 c. Ia adalah titisan Pelindung tunggal yang menganugrahi kehidupan kepada tri buwana – bumi, langit dan sorga – seru sekalian alam.
1 d. sâks.ât candrârka pûrn.âdbhuta ri wijilira n sangka ring Boddhacitta
1 d. Bagaikan terang bulan dan matahari sifat yang keluar dari batin orang yang telah sadar.
2 a. Singgih yan siddhayogîçwara wekasira sang sâtmya lâwan bhat.âra
2 a. Ia yang diterangi, yang manunggal dengan Tuhan, memang benar-benar Raja kaum Yogi yang berhasil.
2 b. Sarwajñâmûrti çûnyâganal alit inucap mus.t.ining dharmatattwa
2 b. Perwujudan segala ilmu Kasunyatan baik kasar ataupun halus, diajikan dalam sebuah doa dan puja yang khusyuk.
2 c. Sangsipta n pèt wulik ring hati sira sekung ing yoga lâwan samâdhi
2 c. Singkatnya, mari mencari-Nya dengan betul dalam hati, didukung dengan yoga dan samadi penuh.
2 d. Byakta lwir bhrântacittângrasa riwa-riwaning nirmalâcintyarûpa
2 d. Persis bagaikan seseorang yang merana hatinya merasakan rasa kemurnian Yang Tak Bisa Dibayangkan.
3 a. Ndah yêka n mangkana ng çânti kineñep i tutur sang huwus siddhayogi
3 a. Maka itulah ketentraman hati yang dituju seorang yogi sempurna.
3 b. Pûjan ring jñâna çuddhâprimita çaran.âning miket langwa-langwan
3 b. Biarkan aku memuja dengan kemurnian dan kebaktian tak tertara sebagai sarana untuk menulis syair indah.
3 c. Dûrâ ngwang siddhakawyângitung ahiwang apan tan wruh ing çâstra mâtra
3 c. Mustahil aku akan berhasil menulis kakawin sebab tiada tahu akan tatacara bersastra.
3 d. Nghing kêwran déning ambek raga-ragan i manah sang kawîrâja çobha
3 d. Namun, sungguh malu dan terganggu oleh pikiran akan sebuah penyair sempurna di ibukota.
4 a. Pûrwaprastâwaning parwaracana ginelar sangka ring Boddhakâwya
4 a. Pertama dari semua cerita yang saya gubah diturunkan dari kisah-kisah sang Buddha.
4 b. Ngûni dwâpâra ring treat kretayuga sirang sarwadharmânggaraks.a
4 b. Dahulukala ketika dwapara-, treta- dan kretayuga, beliau merupakan perwujudan segala bentuk dharma.
4 c. Tan lèn hyang Brahma Wis.n.wîçwara sira matemah bhûpati martyaloka
4 c. Tiada lain sang hyang Brahma, Wisnu dan Siwa. Semuanya menjadi raja-raja di Mercapada (dunia fana).
4 d. Mangké n prâpta ng kali çrî Jinapati manurun matyana ng kâla murkha
4 d. Dan sekarang pada masa Kaliyuga, Sri Jinapati turun di sini untuk menghancurkan kejahatan dan keburukan.
[sunting] Penutup
Pupuh penutup adalah pupuh nomor 148.

Epilog
Terjemahan
1 a. Nâhan tântyanikang kathâtiçaya Boddhacarita ng iniket
1 a. Maka inilah akhir dari sebuah cerita indah dan digubah dari kisah sang Buddha.
1 b. Dé sang kawy aparab mpu Tantular amarn.a kakawin alangö
1 b. Oleh seorang penyair bernama mpu Tantular yang menggubah kakawin indah.
1 c. Khyâtîng rat Purus.âdaçânta pangaranya katuturakena
1 c. Termasyhur di dunia dengan nama Purusadasanta (pasifikasi raja Purusada).
1 d. Dîrghâyuh sira sang rumengwa tuwi sang mamaca manulisa
1 d. Semoga semua yang mendengarkan, membaca dan menyalin akan panjang umurnya.
2 a. Bhras.t.a ng durjana çûnyakâya kumeter mawedi giri-girin
2 a. Hancur lebur para durjana, tak berdaya, gemetar, takut karena ngeri.
2 b. Dé çrî râjasa raja bhûpati sang angd.iri ratu ri Jawa
2 b. Oleh Sri Rajasa yang bertakhta di Jawa.
2 c. Çuddhâmbek sang aséwa tan salah ulah sawarahira tinut
2 c. Para abdinya berhati murni dan melaksanakan segala perintahnya tanpa salah.
2 d. Sök wîrâdhika mêwwu yêka magawé resaning ari teka
2 d. Sungguh banyak para pahlawan unggul, jumlahnya ada ribuan yang memberikan rasa takut kepada para musuh.
3 a. Ramya ng sâgara parwatêki sakapunpunan i sira lengeng
3 a. Indahlah laut dan gunung di bawah penguasaannya.
3 b. Mwang tang râjya ri Wilwatikta pakarâjyanira n anupama
3 b. Dan ibukota Wilwatikta (= Majapahit) sungguh indah di luar bayangan.
3 c. Kîrn.êkang kawi gîta lambing atuhânwam umarek i haji
3 c. Banyaklah jumlah para penyair, tua dan muda yang menggubah nyanyian dan kakawin yang menghadap sang ratu.
3 d. Lwir sang hyang çaçi rakwa pûrn.a pangapusnira n anuluhi rat
3 d. Bagaikan Dewa Candra kekuasaannya menyinari dunia.
4 a. Bhéda mwang damel I nghulun kadi patangga n umiber i lemah
4 a. Berbeda dengan karyaku bagaikan gajah yang terbang di atas tanah.
4 b. Ndan dûra n mad.anêka pan wwang atimûd.ha kumawih alangö
4 b. Mustahillah menyamai karena orang bodoh yang seolah-olah menulis kakawin indah.
4 c. Lwir bhrân.tâgati dharma ring kawi turung wruh ing aji sakathâ
4 c. Seperti seseorang yang bingung mengenai kewajiban seorang penyair tidak mengenal peraturan bersyair.
4 d. Nghing sang çrî Ran.amanggalêki sira sang titir anganumata.
4 d. Namun Sri Ranamanggala juga yang menjadi panutanku.